Jam Setengah Dua Pagi
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Hai kamu, terima kasih ya udah mau berkunjung ke blog ku. Ini adalah tulisan pertama ku di blogger. Ya tiba-tiba aku ada niatan untuk ngisi blog ku yang udah lama dibuat tapi masih kosong dengan konten. Sama kayak hatiku, udah lama ada, tapi belum ada yang ngisi (apa sih ! :v). Kali ini aku mau bercerita aja sedikit tentang satu hari yang membuat diriku menjadi lebih takut untuk kehilangan seseorang.
Seperti biasanya aku pergi ke kedai, tempat orang tua ku bekerja sebagai penjahit. Waktu itu matahari hampir terbenam dengan indahnya. Kemudian ibu ku memanggil untuk mendekat. Ternyata ibu sedang berbicara dengan tetangga kami, orang yang bekerja di rumah makan yang letaknya tepat disamping kedai kami. Ya i don't know what they talking about. But i keep walking to my mom. Ibuku menanyakan kepadaku apakah aku mau ikut dengan abang ini main hadrah ke nongsa. Ketika aku mendengar kata hadrah, aku tak berpikir panjang dan langsung ku iyakan. Ya karena aku suka bermain alat musik yang satu ini. So, abang itu bernama panji. Jadi bang panji bilang, kita berangkat ba'da magrib ya supaya tiba disana sebelum isya. Selesai shalat magrib aku sudah bersiap-siap untuk pergi. Aku memakai baju kurta warna merah dan celana hitam dan tak lupa juga tas kecilku berisi Al-Qur'an, HP, dan uang. Aku berpamitan ke orang tua ku dan seperti biasa, ku cium tangan mereka berdua kalau mau bepergian. Oke kita singkat aja ya. Wkwkwk.. kelamaan kalo harus detail. Dan juga kalian pasti bosan kan.
Aku dan bang panji sudah dalam perjalanan. Aku dibonceng dengan motor satria fu nya yang berwarna biru. I wanna say, aku baru pertama kali ngomong sama abang ini, biasanya ya cuma sapa-sapa aja wkwkwk. Oke aku mau kasih tau ke kalian bagian menarik dari bang panji yang kalian mungkin udah nemuin pribadi yang seperti beliau ini. Aku mau bilang kalau dia itu dulunya nakal. Sama seperti anak SMK di Indonesia sekarang. Atau lebih tepatnya anak remaja lah. Ya you know..kenakalan anak sekolahan ya kayak bolos, makan uang SPP, dan lain-lain. Kenapa aku tau ? karena sepanjang jalan dia menceritakan tentang dirinya. But i don't want to tell you the bad thing of bang panji. Oke aku lanjutkan ya. Jadi dengan pribadinya yang seperti itu. Aku sedikit terkejut karena mengetahui dia itu sudah bekeluarga. Wow.. I think dia orang nya bertanggungjawab. Oke jadi tujuan kami adalah rumah tahfiz yang ada di nongsa. Kami mau mengajarkan anak-anak yang ada di rumah tahfiz tersebut untuk bermain alat musik hadrah. Kalau kalian belum tau apa itu hadrah, ini dia.
Oke kita lanjutin ya ceritanya. Dia banyak sekali bercerita tentang dirinya, yang semakin membuat ku kagum. Mungkin beberapa dari kalian bingung kenapa aku kagum dengan bang panji. Tapi kalian akan tahu kalau baca tulisan ini sampai habis.
Dan sampailah kami di rumah tahfiz tersebut. Pas sekali masuk waktu shalat isya, jadi kami langsung shalat di mesjid dekat rumah tahfiz tersebut. Nama yayasannya dari rumah tahfiz ini Al Tahqiq. Ku kira setelah sampai kami akan langsung mulai bermain alat musik nya, ternyata kami harus mengunggu anak-anak makan dulu. Ya aku nggak keberatan sih, karena pengelola dari rumah tahfiz ini sangat ramah, ramah sekaliii. Beliau sering dipanggil Bapak oleh anak-anak di rumah tahfiz ini. Kami berempat ngobrol santai hampir 20 menitan lah sambil ditemani kopi, Alhamdulillah. So i skip this moment ya. Oh iya ternyata ada satu orang lagi teman dari bang panji yang akan ikut mengajarkan hadrah bersama kami. Aku lupa tanya nama abangnya wkwkwk. Aku sempat ngambil foto pas latihan.
Digambar yang pertama sebelah kiri, itulah bang panji yang aku ceritakan. Di gambar kedua sebelah kanan memakai peci hitam dan jaket, itu teman bang panji yang aku bilang tadi. Kami mulai latihan sekitar jam 20.20 WIB dan selesai jam 23.30 WIB. Cukup lama bukan ? Anak-anak disini ternyata sudah pada mahir, hanya sedikit dipoles saja. It is Amazing for me. Karena mereka sudah dilatih sama bang panji selama 2 tahun. Dan singkat cerita kami sudah mau pulang dari sana. Kami berpamitan ke Bapak dan istrinya untuk pulang. Waktu sudah menunjukkan jam 00.00 WIB. Kok lama ? iya karena waktu itu hujan jadi kami nunggu agak reda dulu. Ya waktu keluar rumah emang masih gerimis sih, tapi kami tetap tancap gas karena takutnya malah lebih deras lagi. Dan benar saja, pas kami sudah tiba dijalan utama, hujannya deras dong :(. Ya pastinya kami basah kuyup, gak bawak mantel lagi wkwkwk. Selama diperjalanan, aku selalu tersenyum kalau mengingat waktu kita latihan tadi. Dan ini lah yang akan menjawab kebingungan kalian kenapa aku mengagumi bang panji. Bang panji adalah orang yang sangat cinta dengan shalawat. Dia bilang kalau nggak ketemu hadrah di Batam, dia bakalan pulang ke kampung lagi. Untungnya ada wkwkwk. Dia itu rela pergi sejauh itu demi ngajarin anak-anak di rumah tahfiz itu alat musik hadrah. Jarak yang kami tempuh itu hampir 1 jam. Jujur aku pegal sekali pas dimotor. Dan itu dilakukannya berulang-ulang selama 2 tahun terakhir. Jadi aku punya pandangan tersendiri ke bang panji. Walaupun dia itu dulunya nakal, sering bolos sekolah, makan uang SPP, gak ujian pas waktunya ujian, tapi dia sangat cinta sama Rasulullah Salallahu'alaihiwasalam.
Karena gak semua kita bisa loh seperti dia. Bang panji udah punya satu tiket yang bisa membawanya masuk ke dalam surganya Allah. Karena rasulullah itu pernah bersabda “Engkau akan bersama dengan yang kau cintai.” (Kisah ketika Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hari kiamat, “Kapan hari kiamat itu?”). Orang yang hidupnya baik-baik aja belum tentu punya persaan cinta yang sama dengan bang panji, apalagi orang yang dengan latar belakangnya sama dengan bang panji. Bagiku itu adalah sebuah anugerah dari Allah yang mencintai bang panji. Aku merasa sangat beruntung bisa dibawa ke rumah tahfiz tersebut. Semoga Allah berikan juga kepada kita semua rasa cinta terhadap Rasulullah Salallahu'alaihiwasalam. Aamiin.
Singkat cerita kami sudah sampai. Aku baru sampai dirumah jam setengah dua pagi. Dan disini aku merasakan hangat, padahal tubuhku basah kuyup. Pas aku buka pagar. Ternyata ibuku belum tidur. Ibu menyambutku pulang dengan sebuah handuk hangat. Memang pas kami pagi menunggu hujan reda disana, ibuku sudah mulai telpon, chat untuk tanya udah selesai belum latihannya. Tapi yang tidak ku sangka ibuku masih belum tidur di jam segitu. Katanya dia tidak bisa tidur mengkhawatirkanku. Ya Allah, inilah yang membuatku semakin takut kehilangan sosok Ar-Rahman mu di rumah ini. Semoga ibu selalu diberi kesehatan oleh Allah dan diberi umur yang panjang lagi berkah. Setelah itu ku tukar pakaianku dan kuhangatkan diriku.
Udah abiss hehe.. segitu aja ceritanya. Kalian juga pastinya punya cerita tersendiri. Maka dari itu, aku mengingatkan dan mengajak kepada kalian semua, terkhusus untuk diriku sendiri. Jangan buat orang tua kita susah, khawatir, sedih, apalagi sampai menangis. Jangan... buatlah yang terbaik yang kita bisa buat, berikanlah yang terbaik dari apa yang kita punya, luangkanlah waktu yang banyak bersama orang tua, karena mereka itu hanya berharap kita bahagia. Kebahagian kita adalah kebahagian mereka. So always keep in touch with yout beloved parent okey. See you guys..
0 komentar:
Posting Komentar